Keinginan saya sejak sekolah adalah bekerja sambil berkeliling kota di Indonesia, dan Alhamdulillah nyatanya memang demikian. Setiap akan bepergian ke daerah lain, selalu ada pesan dan doa tentu saja, sebuah pesan yang biasanya standar,
“jaga diri baik-baik di tanah orang dan jangan tinggalkan shalat” tapi jika dilakukan dengan penuh ikhlas maka pesan yang hanya sekedar kalimat basa-basi tersebut mampu menempati sebuah ruang dalam hati.
Tapi terkadang ada hal-hal yang tidak masuk akal acapkali mendesak masuk ruang yang begitu besar didalam hati hingga membuat hal yang lebih penting itu tertutup, contoh kecil saat akan ke daerah pasti akan ada pesan nyeleneh yang terkadang tidak masuk dalam nalar “jangan tidur diatas ranjang karena disana banyak ilmu hitam”, “jangan tidur sebelum jam 12 malam” “jangan minum air yang disuguhkan, nanti kamu ga akan bisa pulang”, “jangan makan berpindah-pindah warung jika menetap didaerah tersebut”, dan ribuan “jangan” yang lain, jikalau itu adalah jangan asem dengan ikan asin, tempe goreng dan sambal tomat, tentu akan sedap sekali untuk dimakan. *(sayur asem)
Sebuah pesan yang berkesan menakuti, dan yang berpesan itu biasanya hanya menyampaikan pesan dari hal yang pernah didengar dan didengarnya, entah sudah sampai ketelinga berapa pesan itu beredar.
Awalnya saya mengikuti apa yang dipesankan tersebut, karena memang untuk hal-hal yang bersifat membuat hati ragu-ragu akan lebih mudah diingat daripada sebuah pesan kebaikan, sehingga timbulah sebuah upaya proteksi diri yang berlebihan terhadap hal disekeliling tapi untung saja ada seorang sahabat yang kerap bertukar pikiran sehingga jalan pikiran yang tadinya hampir membenci tingkah laku dan sifat orang dilain daerah tidak berkelanjutan, justru akhirnya timbul sifat penasaran mengapa pesan-pesan tersebut mampu melegenda dan menghipnotis orang pun bagi yang tidak bersinggungan secara langsung.
Saat sebuah keberanian muncul untuk bertanya, maka akan terdapat jawaban-jawaban yang bisa saja diluar dugaan, ada yang acuh, menjawab dengan gelengan bahkan ada yang berterus terang menceritakan panjang lebar, dan memang semuanya diluar dugaan.
Ada yang memang membenci itu karena suku dan agama, secara garis besar hal tersebut berasal dari pengalaman yang bisa dibilang buruk dengan suku atau agama lain, dan biasanya berita negatif itu lebih mampu menyebar kearah lebih banyak orang daripada sebuah berita baik -hal ini tidak jauh berbeda dengan apa yang telah saya jalankan dalam riset “words of mouth” atau getok tular untuk merek-merek yang biasa orang gunakan-.
Rasa memiliki yang tinggi terhadap suatu hal mulai dari satu suku hingga agama bisa memicu sebuah rasa ketidaksukaan atau bahkan kebencian terhadap orang dari suku atau agama lain.
Seperti saat saya berada didaerah Aceh, sebelum berangkat kesana banyak pesan dan“pesan” yang saya terima, sejatinya saya ingin mengabaikan itu semua, tapi rasa penasaran yang mendorong saya justru ingin berinteraksi lebih dekat, ingin tahu lebih jauh.
Ketika akan melakukan pekerjaan hingga kepelosok, saya berkali-kali dipesankan agar mengaku sebagai orang Medan daripada mengaku sebagai orang Jawa jika ditanya oleh siapapun, saat saya tanya alasannya, ternyata tidak diberikan alasan dan yang memberikan pesan juga belum pernah ke Aceh, jadi hanya mendengar dan mendengar dari orang lain tanpa tahu seperti apa sebenarnya.
Saya tetap mendengarkan dan berkeyakinan tetap berkata apa adanya, sebuah keberanian yang nekat tanpa mencari tahu ada apa dibalik pesan tersebut, membuat sebuah pengalaman baru pertama kali dialami seperti orang jatuh cinta, deg-degan setengah mati, gelisah, adrenalin meningkat, detak jantung seperti berlari tapi jika jatuh cinta sebuah perasaan yang tidak ingin diakhiri, tapi dalam hal ini perasaan tersebut ingin segera saya akhiri karena sangat luar biasa sekali rasanya berada dibawah todongan senjata dari orang yang tidak suka dengan suku dimana saya berasal, hanya kepasrahan terhadap Nya dan sikap tenang yang bisa membantu mengatasi situasi yang tidak jelas dan komunikasi yang dilakukan dengan santun dibantu teman yang bertempat tinggal disana bisa mengakhiri hal tersebut.
Setelah peristiwa itu saya sempatkan mencari tahu kepada teman dan para kenalan dan rekan kerja, ternyata memang ada sebuah sejarah dari pemerintahan masa lalu yang berbekas terhadap orang dari suku jawa yang dianggap telah berkhianat dan berbuat buruk pada daerah tersebut, banyak memang yang tidak mengalaminya, tapi karena melihat pengalaman para pendahulu yang menceritakan hal tersebut maka rasa kebencian tersebut tetap ada, mau tidak mau stigma negatif telah ditorehkan.
Mungkin hati ini berontak, tapi rasa penasaranlah yang membuat saya menuju sebuah pelosok dikaki gunung didaerah yang diklaim sebagai pusat perlawanan pada pemerintah lama saat itu, disana tanpa dinyana saya bertemu dengan seorang Panglima GAM, saat ditanya saya berasal darimana, timbul sebuah keberanian untuk menjawab, saya balik bertanya apakah saya harus menjawab jujur atau berbohong, panglima tersebut hanya tertawa, justru teman saya yang putra daerah merasa ketar ketir, dan saya katakan terus terang asal suku saya dan dimana saya tinggal mulai dari Jakarta, Medan hingga di Aceh.
Terjadilah komunikasi yang saya pikir tadinya mustahil, tapi nyatanya komunikasi berjalan dengan baik, jika ada bahasa lokal yang saya tidak mengerti, teman saya yang mengartikan hingga menjelang isya barulah kami akan beranjak pulang, dan saya dipesankan agar jika bertemu dengan orang-orang yang memberhentikan dijalan, agar mengatakan dari dusun tersebut dan mengunjungi beliau, saya sempat diikuti oleh orang dan diberhentikan tapi alhamdulillah semuanya berjalan dengan lancar hingga ke tujuan.
Tapi tidak semua orang bisa terbuka, tetap ada orang-orang yang tidak bisa menerima karena trauma dan untuk hal ini saya hanya bisa tersenyum kecut dan melupakan impian untuk meminang seorang gadis cantik yang pipinya bersemu merah jika tersenyum malu karena memang sebuah luka yang diterima orang tuanya berimbas terhadap orang lain, yaitu anaknya sendiri dan diri saya, untungnya saya bukan termasuk orang yang suka galau jadi tidak ada yang perlu disesali apalagi ditangisi, walau memang rasa perih itu tetap ada :p saya yakin hal tersebut hanyalah sebuah jalan untuk menuju jalan yang lain.
Jadi sebenarnya berita negatif yang menyebar dari mulut ke mulut tanpa mencari hal yang benar sebagai pembanding, semua disamaratakan, padahal jika mereka mengetahui bahwa sebuah rasa ketidaksukaan itu ditelusuri bukan berarti semua orang itu jahat, walau memang potensi untuk berbuat buruk atau jahat itu ada tapi setidaknya informasi yang hanya sepotong itu tidak bisa digunakan untuk me
nggeneralisir akan hal tertentu. Sebuah trauma psikologis akan masalalu tentu tidak akan mudah hilang begitu saja tapi jika komunikasi bisa berjalan setidaknya akan bisa diketahui bahwa tidak semuanya seperti yang diceritakan dan dibayangkan.
nggeneralisir akan hal tertentu. Sebuah trauma psikologis akan masalalu tentu tidak akan mudah hilang begitu saja tapi jika komunikasi bisa berjalan setidaknya akan bisa diketahui bahwa tidak semuanya seperti yang diceritakan dan dibayangkan.
Partisipasi dalam kegiatan yang diadakan oleh mbak Lessy tentang Xenophobia
jumlah kata : 1011 kata
penasaran sama cewek berpipi semu merah :))siapa dia?
Siapa dia? 😉
itu yang diajak nonton the amazing spiderman hehehehhe
hheeh males bangun tidur liat bacaa panjang gitu :p
hihihi dah melek baru baca ini pengen ketawa om…bukan ikut prihatin, dah kalimat OW yang gimana gitu klo bilang sedih tapi era……om dah dapat pipi merah lagi kan? *bukan jengkel in*
Xenopipia..
ah…spt Dayak-Madura saja….tp saya juga suka gt sich di daerah asing,OW. apalagi cerita yg berhubungan dgn gadis kalimantan hehe…
setiap menulis tentang xenophobia, tak akan jauh dari isue SARA ya, btw serem pas baca yg ditodong senjata,tp ikut melelet deh waktu cerita si pipi merah
pernah ke suatu daerah, dimana kalo disuguhi makan kudu habis, jika perlu tambah…padahal ada 7 rumah yang kudu disamperi dalam sehari, dan kasih makan semuahhhhhhhhhhhhh…pake daging semuahhhhhhhhhhhhhh…mblenger mabokkkkkkkkkk
ini semua fokusnya malah ke “seorang gadis cantik yang pipinya bersemu merah jika tersenyum malu ” 😀
haha… geli ngebayanginnya.. harus bawa lambung cadangan itu.. :p
That’s the most important point of the whole story.
di rumah terakhir udah mau nyerah, tapi tuang rumahnya keluarin semua makanan…ampunn dahh
Next time, adjust the schedule so you only need to visit one house a day. You can save one-week lunch money that way.
Ini demi untuk menghemat waktu dan ongkos perjalanan, apa daya perut kudu jadi korban…masakannya itu loh enak-enak hihihi
satu pakai bahasa Inggris dibalas bahasa Indonesia…saha nu bahasa sunda…teras jawa…monggo…rame kayanya bahasa nusantara ada semua di sini :p
Lha nggih kepripun malih, lha wong dalem ngertosipun namung punika, je….
HUWOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO
Hihihihi jadi pada salah fokus gegara kalimat ttt 😀
Hihihihi jadi pada salah fokus gegara kalimat ttt 😀
Qué pasa?
khan biar gak Xenobahasa hihihihihi
dilut engkas pasa, mas…. 😀
trus ini komen di lapaknya mas Wib gak ada yang nggenah 😀
Lon jak lee beh…monggo kerso sing arep komen & moco
Alhamdulillaaaaah….
cinta adalah sumber keberanian paling tua dan abadi dalam sejarah peradaban manusia ..:))
kalo ke suatu daerah, ga mau dengarin cerita macam2 tentang daerah itu, daripada parno duluan, malah tersugesti jadinya. apalagi ttg sesuatu yang spooky, sereeem
tenanggg..ow pasti memahami kokkk
dirasa akhir akhir ini sebetulnya OW sungkan beberkan si pipi merah…jadi sering diselipkan di cerita cerita lain….*lariiiiiii takut OW ngambek dan seblak*
Wiib, ditunggu setorannya..#eh#salah fokusHuihihihi..
Ga ada fotoooo gadis bersemu merah :-p hoax tuuwww wkwkwkwk
penasaran itu apa bedanya ama kepo mbak? saya ga tau.. beneran
yo ben…. mbak Lessy mboten ngewajibke kok :))
wanita yang pasti mbak :))
nebak nebak tuuuh
bukan… pipiphobia
default yaaa 🙂
pasti itu teh…. jarang banget yang bersentuhan dengan kebudayaan….
pucuk dicinta makanan tiba 😀
ra popo Dan…. ben seneng :))
yup.. kuwi intine paklik 😀
iki nunjuke keberagaman boso teh 🙂
ndak… ndak salah fokus…. memang sengaja diselipkan… 🙂
wahhhh saya baru tahu om….
ndak usah dipikirin kak….. dengerkan lalu abaikan saja….
pastinya mbak….
gitu yaaaa… perasaan teh setia aja kali 😀
sip…. dituker lasagna yaaaaa :Dga salah fokus… emang nanti mau ksana…besok ke t4 mbak intan :Ddapat giliran satu2 :)))